"Menuju reputasi dunia dengan menyelenggarakan Tridharma perguruan tinggi yang unggul dan bereputasi dunia".
Begitulah penggalan dari visi yang disuarakan oleh rektor terpilih Universitas Negeri Jakarta periode 2023-2028, Prof. Dr. Komarudin, M.Si, dalam pemaparan visi dan misi pemilihan rektor UNJ. Visi ini merupakan bagian dari Rencana Pembelajaran Jangka Panjang UNJ (RPJP UNJ) agar dapat ambil andil dalam kehidupan masyarakat global sebagai sebuah lembaga pendidikan yang terintegrasi dengan Tridharma perguruan tinggi.
Visi tersebut resmi menjadi tujuan dari gerakan edukasi UNJ dengan terpilihnya kembali Prof Komarudin dalam rapat tertutup pemilihan rektor pada September lalu. Adanya visi tersebut lantas menimbulkan berbagai macam reaksi dari civitas akademika UNJ. Mahasiswa mulai melontarkan segala evaluasi yang masih menjadi pekerjaan rumah di periode pertama pemerintahan Prof Komarudin. Salah satu hal yang paling disoroti ialah adanya ketimpangan antara status quo UNJ dengan kriteria kampus yang bereputasi dunia. Sarana dan prasarana pendidikan menjadi salah satu hal yang paling menjadi fokus mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan sarana dan prasarana adalah komponen penunjang pendidikan yang berkaitan langsung dalam pembelajaran.
Lantas, apakah strategi yang dibuat oleh Prof Komarudin dapat mengeluarkan UNJ
dari status quo dan menuju visi Kampus Reputasi Dunia?
Reputasi Universitas dalam Skala Global
Kampus yang bereputasi dikenal dengan World Class University (WCU). WCU hadir sebagai respon terhadap tuntutan global akan pendidikan tinggi berkualitas, daya saing global, dan inovasi. Menurut Levin (2006) dalam Farid Fauzi (2016:52) WCU adalah universitas yang memiliki reputasi internasional di bidang penelitian, pembelajaran dan kontribusi bagi masyarakat luas. Faktor pendorong utama di balik konsep ini adalah peningkatan mutu pendidikan tinggi yang fokus pada penelitian unggul dan daya tarik sumber daya internasional. Universitas yang mencapai status WCU menjadi pusat riset dan inovasi, mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan lokal, serta menjalin kemitraan internasional yang mendalam. Selain itu, peringkat universitas yang kompetitif mendorong persaingan sehat dalam upaya mencapai keunggulan akademik di tingkat global, hal inilah latar belakang yang mendorong universitas-universitas untuk meraih status World Class University dalam upaya memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat global.
Dikutip kompas.id, Quacquarelli Symonds (QS), sebagai lembaga penelitian yang bergerak di bidang pendidikan tinggi, dalam publikasinya yang terbit pada tahun 2010, menetapkan 4 kriteria sesuai standar internasional untuk mencapai akreditasi internasional, diantaranya kualitas penelitian, lulusan kerja, kualitas Pengajaran dan infrastruktur. Jika sebuah universitas berambisi untuk menjadi WCU, maka keempat kriteria tersebut setidaknya telah berusaha diwujudkan.
Lantas, bagaimana progres UNJ dalam mewujudkan kampus bereputasi dunia?
Kesenjangan antara Realita dan Ekspektasi UNJ Menuju Reputasi Dunia
Berbagai prestasi telah diraih oleh UNJ dalam bidang akademis di berbagai tingkat, baik nasional maupun internasional. Dikutip dari laman http://wr3.unj.ac.id/ prestasi UNJ sejak tahun 2019 sampai 2023 telah mengalami perkembangan. Mahasiswa UNJ terlibat aktif dalam kegiatan akademik, penelitian, dan kompetisi-kompetisi bergengsi. Selain itu, UNJ sedang berupaya dalam proses internasionalisasi melalui peningkatan kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri, pertukaran mahasiswa, dan partisipasi dalam proyek-proyek internasional. Begitupun dalam mengadaptasi dan mengikuti tren global, UNJ telah berhasil mengadaptasi teknologi dalam proses pembelajaran dan administrasi universitas seperti penerapan program pendidikan daring dan memperluas pemanfaatan teknologi informasi. Selain itu upaya internasionalisasi juga dikembangkan melalui investasi dalam fasilitas dan infrastruktur yang terus dilakukan oleh UNJ melalui peningkatan kualitas perpustakaan, laboratorium, fasilitas olahraga, dan teknologi pendidikan yang menciptakan lingkungan belajar yang modern serta kerjasama dengan industri dan pihak eksternal yang juga menjadi fokus untuk menciptakan konektivitas yang bermanfaat bagi mahasiswa dan lulusan UNJ.
Berkembangnya prestasi civitas akademika UNJ tentu akan menjadi jalan yang nyata dalam perjalanan UNJ menuju kampus bereputasi dunia. Akan tetapi, sejumlah mahasiswa memiliki pandangan lain yang dapat menjadikan UNJ terus berupaya menjadi kampus yang layak dan pantas untuk bereputasi di dunia. Pendapat mahasiswa banyak berbicara seputar fasilitas dan kegiatan perkuliahan. Dalam kelayakan fasilitas, UNJ masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Fasilitas yang banyak dikeluhkan adalah lahan parkir yang terbatas, ketiadaan kantin yang layak di beberapa kampus cabang, dan perpustakaan kampus cabang yang kurang nyaman. Kesenjangan antara kampus utama dengan kampus cabang cukup menjadi perhatian mahasiswa, mereka yang berkuliah di kampus cabang turut menginginkan perbaikan fasilitas yang sama dengan kampus utama (kampus A).
Berikut tanggapan Rektor UNJ mengenai kesenjangan fasilitas di kampus-kampus UNJ, “Kalau terkait dengan fasilitas memang kita kan sedang pembangunan, belum semuanya memadai, dan itu sudah kami akui juga, makanya kami sedang mengajukan upaya penyediaan fasilitas…”
Dalam proses perkuliahan, mahasiswa turut merasa ada kekurangan yang perlu diperhatikan oleh pihak kampus, seperti kehadiran dosen yang terbilang kerap absen masuk kelas dan hanya memberikan tugas lalu muncul kembali menjelang penilaian akhir semester, seperti yang dikatakan oleh salah satu narasumber kami.
“Terkadang ada dosen yang sesukanya mereka, entah itu soal waktu perkuliahan dan lain-lain, dan kita harus selalui mengikuti kemauan mereka yang kadang membuat kita merasa terganggu” ujar Asilah Isnniah.
Harapan Civitas Akademika UNJ mengenai Ambisi UNJ Menuju Reputasi Dunia
Mengenai ambisi UNJ menuju kampus yang bereputasi dunia tentunya melahirkan harapan dan pendapat yang berbeda dari para mahasiswa. Kebanyakan dari mereka berpendapat UNJ bisa bereputasi di dunia jika terlebih dahulu memperbaiki keadaan internal kampus yang masih dianggap kurang, dan sebagian lagi berpendapat bahwa hal itu dapat dilakukan bersamaan dengan upaya UNJ masuk ke dalam peringkat dunia. Berikut pendapat Fitrah Ramadhan mengenai kelayakan UNJ menuju kampus bereputasi dunia,
“Menurut gua belum sih dari segi fasilitas dan beberapa hal-hal lainnya yang harus banyak dikoreksi lagi, sama kalau masalah layak atau enggak layak itu kan masih terus bisa dibangun ya bisa terus diprogresin jadi untuk saat ini sih masih belum tapi semoga kedepannya bisa terus berprogres jadi layak gitu.”
Berbeda dengan mahasiswa, salah satu dosen yang kami wawancarai yakni Drs. Krisanjaya M. Hum. berpendapat bahwa jika UNJ ingin bereputasi di dunia maka banyak tantangan yang harus dihadapi, dan beliau percaya serta optimis bahwa UNJ bisa mencapai reputasi dunia melalui publikasi jurnal.
Prof. Dr. Komarudin, M.Si mengharapkan seluruh civitas akademika UNJ baik dosen, tenaga pendidik maupun mahasiswa mendukung UNJ menuju reputasi dunia dengan prestasi dan mengembangkan kemampuan dengan daya saing internasional. SIGMA TV/A.A.Y
Comments