top of page
Gambar penulisSIGMA TV UNJ

Seruan Aksi Nasional: Kebijakan Harus Bermanfaat untuk Rakyat



SIGMA TV - Senin (28/2/2022) telah dilaksanakan Seruan Aksi Nasional Geruduk Istana Negara oleh ratusan mahasiswa dari 13 lebih universitas yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jl. Medan Merdeka Barat. Aksi kali ini menuntut pemerintah untuk mengutamakan kesejahteraan rakyat dalam kebijakan-kebijakannya, terutama terkait ketahanan pangan, perpindahan ibu kota, konflik agraria, dan isu penundaan Pemilu 2024. Tidak adanya perubahan signifikan dari pemerintah terkait 12 tuntutan mahasiswa pada Aksi Peringatan 7 Tahun Kepemimpinan Jokowi tanggal 21 Oktober 2021 dan problematika yang dirasakan masyarakat menjadi landasan digerakkannya aksi ini.


“Tuntutan yang pertama adalah isu terkait tentang penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode. Itu sangat jelas mengkhianati konstitusi negara. Presiden Jokowi haruslah bersikap tegas dan harus ada pernyataan sikap bahwa dia menolak hal tersebut. Yang kedua adalah terkait ibu kota negara baru. Di kondisi pandemi ini, saat ekonomi mencekik, APBN seharusnya digunakan untuk kebutuhan rakyat,” kata Kaharuddin HSN MN selaku Koordinator Pusat BEM SI. “Kemudian tentang bagaimana stabilitas harga dan kesediaan bahan pokok. Hari ini ketersediaan minyak goreng banyak, tapi harganya sangat tinggi. Presiden Jokowi harus berpihak kepada rakyat, kebijakan yang dikeluarkan haruslah bermanfaat untuk rakyat,” tambahnya.


Dikutip dari penjelasan Ketua BEM UNJ tahun 2022/2023, Ahmad Syauqy Baihaqy, Seruan Aksi Nasional dilandaskan oleh keresahan mahasiswa atas banyaknya permasalahan yang ada. Dari permasalahan-permasalahan tersebut, BEM SI berinisiatif membuat gerakan untuk bisa menyuarakan pendapat mahasiswa.


Rangkaian agenda dari aksi ini adalah long march, negosiasi perwakilan mahasiswa dengan aparat, pembacaan sumpah mahasiswa, orasi, pembacaan puisi, nyanyian bersama, dan pernyataan sikap. Pergerakan massa bermula dari berkumpulnya demonstran di Teater Terbuka Kampus A UNJ pada pukul 10.00 WIB. Kemudian, Perpustakaan Nasional menjadi titik awal aksi sebelum massa melakukan long march menuju Monumen Nasional. Pada pukul 16.20 WIB, di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) Patung Kuda Arjuna Wijaya, perwakilan pihak istana, Wandy Tutoorong selaku Tenaga Ahli Utama KSP, menemui mahasiswa untuk menerima penyerahan kajian aksi nasional dari Kaharuddin HSN DM.


“Saya menerima aspirasi teman-teman mahasiswa. Pertama, kami bangga dan bahagia mahasiswa tetap kritis dalam rangka kemaslahatan dan masa depan bangsa, itu yang pertama. Kedua, tuntutan yang teman-teman mahasiswa sampaikan akan kami teruskan kepada pimpinan kami, Jenderal Moeldoko, sebagai kepala KSP untuk diteruskan kepada presiden. Semua aspirasi yang teman-teman sampaikan kepada kami,” tutur Wandy. “Insya Allah setelah ini, kita akan mengkomunikasikan apa yang tadi adik-adik mahasiswa sampaikan.”


Kaharuddin HSN DM mengutarakan kekecewaan mahasiswa karena agenda untuk menemui Presiden Jokowi tidak dapat dipenuhi. Sebagai hasil, BEM SI akan menunggu respon dari pemerintah selama 14 hari, sampai 11 April 2022, terkait tuntutan pada aksi ini. Dikutip dari penjelasannya, mahasiswa akan terus bergerak sebagai pengawas dan pengontrol kebijakan jika tidak ada respon dari pemerintah.


“Massa aksi berharap bahwa hasil dari kajian kami itu benar-benar disampaikan kepada presiden. Kami berharap bahwa presiden menanggapi tuntutan-tuntutan yang kami langsung lontarkan, mulai dari 12 tuntutan yang kemarin sampai dengan 6 tuntutan yang hari ini kami unjuk kembali. Kami menuntut Presiden Joko Widodo berkomitmen menyelesaikan masa jabatannya dengan baik,” tambah Ahmad Syauqy Baihaqy, terkait harapannya tentang kelanjutan Seruan Aksi Nasional ini.


Lutfi Yufrizal selaku Koordinator Media BEM SI 2022 berpesan kepada mahasiswa untuk mengabdi kepada rakyat, sebab mahasiswa pun berasal dari rakyat dan akan kembali kepada rakyat. Seluruh kebijakan harus memenuhi kebutuhan rakyat dan janji presiden pun harus berpihak pada rakyatnya. // Aqila N. Wiandra


Comments


bottom of page