SIGMA TV UNJ — Dalam perkuliahan, terdapat banyak komponen pendukung guna terlaksananya pembelajaran yang efektif di kelas. Dalam hal ini, penanggung jawab mata kuliah atau PJ mata kuliah adalah salah satunya. Namun, hingga saat ini, tidak diketahui secara gamblang apa peran PJ matkul sebenarnya dalam kegiatan pendidikan di perkuliahan tersebut.
Seperti yang kita ketahui, PJ mata kuliah adalah orang yang bertanggung jawab atas terlaksananya sebuah mata kuliah dalam kelas perkuliahan. PJ mata kuliah yang diperankan oleh satu hingga dua orang mahasiswa ini disebut berperan sebagai “koordinator” sebuah mata kuliah. Mereka juga disebut-sebut sebagai penghubung antara mahasiswa dengan dosen di kelas. Namun, penerapan peran PJ mata kuliah tidak memiliki standarisasi tertentu dalam sebuah sistem pendidikan universitas. Inilah yang menyebabkan terjadinya beberapa hal yang menunjukkan ketimpangan.
BEBAN DAN TEKANAN PJ MATKUL
Berdasarkan survey yang kami lakukan terhadap mahasiswa UNJ, terdapat beberapa tugas PJ mata kuliah yang mereka ketahui, antara lain:
Narahubung antara dosen dan mahasiswa
Membuat presensi kelas
Memastikan jadwal kelas
Bertanggung jawab menunjang kesiapan kelas (menyiapkan kelas, alat proyektor keperluan presentasi, sampai alat tulis)
Mengkoordinasi informasi terkait tugas dan ujian
Meskipun demikian, fleksibilitas tugas PJ mata kuliah kerap kali menimbulkan permasalahan tersendiri bagi mereka yang mengemban tugas tersebut. Terkadang, PJ matkul dibebankan tugas yang rumit karena menghadapi hambatan agar terlaksananya kegiatan pembelajaran yang efektif. Berdasarkan riset yang kami lakukan, adapun hambatan itu antara lain:
Sulitnya menghubungi dosen untuk menanyakan informasi terkait kelas yang akan dilakukan
Terpaksa harus membuat keputusan sendiri untuk mengarahkan teman-teman sekelasnya karena tidak mendapatkan instruksi yang jelas dari dosen
Mahasiswa sekelasnya yang tidak mengerjakan tugas tanpa alasan dan absen tanpa keterangan
Ketika teman sekelasnya yang tidak aktif diskusi di kelas
Pergantian kelas secara tiba-tiba
Menurut Azzahra, mahasiswa Pendidikan Sejarah 2022 UNJ, kesulitan saat menjadi PJ matkul adalah ketika dirinya diharuskan untuk menghadapi dosen dan mahasiswa yang tidak memiliki koordinasi yang baik.
“Dosen yang cuek, susah dihubungi, terlalu sibuk. Di sisi lain, mahasiswa yang ga sabaran, mau buru buru dapet informasi,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Naura, mahasiswa Pendidikan Akuntansi 2021 yang mengatakan bahwa sulitnya dosen yang dihubungi membuat ia harus memutuskan keputusan sendiri.
“Menghubungi dosen yang sangat sibuk karena slow respon jadi kadang harus bikin keputusan sendiri,” pungkasnya.
Pernyataan ini didukung pula oleh Himitsu, mahasiswa Pendidikan Akuntansi 2021 yang mengungkapkan salah satu kesulitannya menjadi PJ matkul adalah sulit untuk menghubungi dosen dan sulit membuat keputusan bersama.
Menghadapi kesulitan ini, lantas pertanyaan utama pun muncul, pentingkah kita memiliki standarisasi tertentu dalam menentukan tugas PJ matkul?
PJ MATKUL DAN SINERGI PEMBELAJARAN KAMPUS
Pada 24 Juni 2023, sebuah akun menfess mahasiswa UNJ di twitter @unj_menfess diramaikan dengan pernyataan kemarahan mahasiswa terhadap seorang PJ matkul karena kurang puas dalam mendapatkan nilai akhir semester.
Berdasarkan riset yang kami lakukan, permasalahan bertumpu pada beberapa mahasiswa di kelas tersebut yang melakukan tindakan titip absen (tipsen) terhadap PJ mata kuliah. Karena tipsen adalah salah satu tindakan yang melanggar peraturan akademik kampus, maka sang PJ matkul pun memilih tetap jujur.
Meskipun demikian, hal itu berdampak pada nilai mahasiswa yang tipsen tersebut. Karena hal itulah PJ matkul “dituntut” untuk bertanggung jawab atas nilainya.
Fleksibilitas tugas seorang PJ matkul tak jarang membuatnya menjadi "bantalan" mahasiswa lainnya. Padahal, PJ matkul hanya bertanggung jawab atas terlaksananya pembelajaran di kelas, ini bukan berarti mereka lantas turut ikut andil terhadap nilai hasil akhir akademik mahasiswa lainnya.
Perlu digaris bawahi sebagai narahubung pembelajaran kelas di perkuliahan, lantas PJ mata kuliah ini memiliki posisi yang sangat penting. Namun, apakah PJ mata kuliah dapat dikategorikan sebagai salah satu dari sinergi sumber daya pembelajaran kampus yang posisinya berbeda dari mahasiswa?
Menurut Buku Pedoman Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta yang dipublikasikan pada 2021, untuk pencapaian standar proses pembelajaran melibatkan sinergi sumber daya yang ada di Universitas, Fakultas, dan Program Studi di lingkungan UNJ, yang meliputi ketersediaan pendanaan, sarana prasarana, dosen, tenaga kependidikan, laboran, teknisi, tenaga administratif dan staf pendukung lainnya seperti pengelola gedung, tenaga kebersihan dan keamanan.
Dari pernyataan di atas, PJ mata kuliah tidak memiliki posisi yang jelas jika dibandingkan dengan tenaga kependidikan ataupun tenaga administratif yang memiliki peran hampir sama. PJ mata kuliah yang selalu diperankan oleh mahasiswa ini lantas memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti mahasiswa lainnya. Beban tugas, hambatan, dan tuntutan tanggung jawab yang dimiliki PJ matkul dalam sistem perkuliahan ini semata-mata merupakan bentuk dedikasi mahasiswa yang membantu agar kegiatan belajar dan mengajar di perkuliahan tetap terlaksana dengan baik. SIGMA TV UNJ/Intan Safitri
Comments